Kumpulan Puisi Kenangan || Karya: Ricardus Jundu
Dalam Ketegaran Hati Penuh Teguh, Ada Kenangan yang Tersimpan Jauh
Dalam Ketegaran Hati Penuh Teguh, Ada Kenangan yang Tersimpan Jauh
Rajutan Mama
Dulu, jauh, dan lampau.
Ada kenangan dalam rindu.
Kerinduan akan hangat setelah angin mengguncang,
Sampai dedaunan terlepas dari ujung ranting.
Raga ini pun tak sanggup menahannya.
Nyiur tak bisa lagi melambai,
Tapi patah dan terluka.
Serapuh diri ini.
Hendak menahan dinginnya angin sore,
Saat menetap di kota dingin ini.
Hanya rajutan mama,
Selalu menjadi penghangat tubuh.
Tubuh yang kadang rapuh.
***
Petuah Ayah
Dalam langkah hidup berliku,
Petuah ayah, melekat erat.
Dalam nasihat terucap hikmat,
Panjatkan doa lewat tangis haru.
Dalam ketegaran hati penuh teguh,
Ayah lukiskan kata nan luhur.
Mengajariku nilai-nilai hidup tanpa keluh,
Demi memahami makna leluhur.
Tiap pagi mentari terbit berseri,
Ayah hadirkan pesan berarti.
Sabar dan kerja keras menjadi kunci,
Hati penuh syukur selalu bersemi.
Petuah ayah, mutiara hikmah,
Ajariku arti pengorbanan.
Sadarkan langkahku yang tersesat,
Menuntunku kembali ke jalan benar.
Dalam pahit getirnya hidupku,
Ayah teguhkan pendirianku.
Dalam kesabaran terdapat kekuatan,
Agar tak goyah arah tujuanku.
Dalam tiap harapan yang tersirat,
Ayah titipkan keyakinan yang dalam.
Berjuanglah nak dengan sepenuh hati,
Duka tak selalu lama.
Di tiap malam kala doa bersuara,
Ayah titipkan lara dan duka pada sang Esa.
Berharap bahagiaku terpancar,
Dalam setiap pilihan hidupku
Petuah ayah, cahaya di gelap malam,
Penuntunku di samudra kehidupan luas.
Ku kenang setiap kata terucap,
Karena lahir kebijaksanaan yang tulus.
Terima kasih, ayah,
Petuahmu jadi penopang gelapnya hidupku.
Sandaran ketika aku sesekali terjatuh,
Terangi langkah hidup yang kini aku tuju.
***
Penulis adalah dosen di Unika Santu Paulus Ruteng, pegiat literasi, pengagum karya sastra dan seni, serta pegiat UMKM di kota Ruteng.