Ads Right Header

Buy template blogger

Kontroversi Konser Music of the Spheres Coldplay di Indonesia dan Malaysia Jadi Sorotan Netizen

 


Editor: Ricardus Jundu

pikirindu.com- Konser "Music of the Spheres" oleh Coldplay masih menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen Indonesia. Dari 11 negara di Asia Tenggara, Indonesia dan Malaysia beruntung menjadi tuan rumah penampilan Chris Martin dan rekan-rekannya.

Dalam pengumuman resmi di situs web mereka, Coldplay akan tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Rabu, 15 November 2023. Sedangkan konser di Malaysia akan berlangsung di Stadium Nasional Bukit Jalil pada Rabu, 22 November 2023.

"Music of the Spheres World Tour" merupakan tur global kedelapan yang diadakan oleh Coldplay. Dimulai sejak 22 Maret 2022, grup band yang terdiri dari 4 anggota ini telah mengunjungi para penggemarnya di berbagai benua, termasuk Asia.

Pada tahun ini, negara-negara di Asia yang beruntung dapat menyaksikan penampilan Coldplay adalah Jepang, Taiwan, Indonesia, dan Malaysia.

Namun, rencana konser Coldplay di Indonesia menghadapi penolakan dari beberapa pihak. Seperti yang dilansir dari VIVA.co.id, Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) menolak diselenggarakannya konser tersebut di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 15 November 2023 mendatang.

Novel Bamukmin, Wakil Sekretaris Jenderal PA 212, menyatakan penolakan tersebut dikarenakan Chris Martin dan grupnya mendukung kampanye Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) serta menganut paham ateis.

"Kalau mereka sampai menggelar konser, itu berarti kita mendukung mereka dalam mengkampanyekan LGBT dan ateisme yang sangat bertentangan dengan nilai agama dan Pancasila. Apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Sebaiknya kita menolak konser Coldplay," ujar Novel kepada media pada Sabtu, 12 Mei 2023.

Novel berharap pemerintah Indonesia dapat segera mengambil tindakan penolakan terhadap konser tersebut agar dibatalkan, terutama karena jadwal konser tersebut bertepatan dengan momen pemilihan umum atau Pemilu 2024 yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024.

Di sisi lain, pegiat media sosial Permadi Arya atau Abu Janda, seperti yang dilansir joglo, mengomentari penolakan terhadap konser Coldplay di Indonesia. Ia menyatakan bahwa dukungan Coldplay terhadap hubungan sesama jenis adalah hak mereka. Abu Janda juga menyebut bahwa kehadiran band asal Inggris tersebut tidak membahayakan seperti teroris.

Dalam konteks ini, publik memberikan beragam tanggapan terhadap penolakan konser Coldplay. Beberapa netizen menekankan pentingnya pemahaman yang baik terkait hubungan sesama jenis dalam agama Islam. Sementara itu, ada pula yang menduga adanya motif politik dalam penolakan ini.

Meskipun ada penolakan dari beberapa pihak, masih banyak penggemar Coldplay yang antusias menyambut konser mereka di Indonesia dan Malaysia. Banyak netizen yang menyatakan bahwa kehadiran Coldplay di Indonesia bukanlah penunjukkan dukungan terhadap pandangan atau kampanye yang didukung oleh band tersebut, tetapi semata-mata untuk menikmati penampilan musiknya.

Sebagian netizen juga menyoroti pentingnya menghargai kebebasan berekspresi dan kesenangan pribadi. Mereka berpendapat bahwa menonton konser Coldplay tidak berarti secara otomatis mendukung pandangan atau kampanye yang diadvokasi oleh band tersebut.

Baca Juga:

* Gaya Hidup Selebritis Indonesia yang Menginspirasi

* Pekan Literasi Digital di NTT, Ricardus Jundu Sarankan UMKM di NTT Berbenah Ke Digital

Namun, penolakan dari PA 212 dan beberapa kelompok lainnya menunjukkan perbedaan pendapat dan sensitivitas terhadap isu-isu tertentu, seperti LGBT dan ateisme, yang menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Diskusi mengenai batasan kebebasan berekspresi dan nilai-nilai agama pun terus berlanjut.

Kehadiran Coldplay di Indonesia dan Malaysia dalam tur "Music of the Spheres" tetap menjadi sorotan dan topik hangat di media sosial serta masyarakat pada umumnya. Meskipun pendapat masyarakat terbagi, diharapkan bahwa diskusi ini dapat memunculkan pemahaman yang lebih baik mengenai kebebasan berekspresi, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat. (Red.pikirindu)

Previous article
Next article

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel