Ads Right Header

Buy template blogger

Cerita Menuju Jong dan Waling Yang Masuk Kecamatan Borong Tetapi Jauh Dari Borong

 

Air Terjun Manggarai Timur
Ilustrasi Ricard Jundu berada di salah satu air terjun di Manggarai Timur (Foto: dokumen pribadi)

Jong dan waling masuk kecamatan Borong kabupaten Manggarai Timur. Secara geografis, keduanya sangat dekat dengan Mukun di kecamatan Kota Komba Utara. Letaknya yang dekat dengan Mukun memberikan pengaruh pada mobilitas masyarakatnya lebih banyak ke Mukun.

Saat penulis dalam perjalanan ke Jong dan Waling pada tanggal 18 Maret 2022, menemukan banyak hal yang bisa diceritakan. Kedua wilayah ini menjadi salah satu penyumbang sektor tanaman pertanian dan perkebunan di kabupaten Manggarai Timur.

Dalam kunjungan ke kedua tempat di Manggarai Timur itu, penulis melakukan perjalanan dari Ruteng ibu kota kabupaten Manggarai. Sampai di Bealaing, belok kiri dan melewati hutan yang masih nampak asli dan harus tetap dijaga kelestariannya.

Kondisi jalan dari Bealaing sampai di pertigaan Colol-Mukun, penulis sejenak beristirahat karena kondisi jalan yang akan dilewati berikutnya sangat memacu adrenalin dengan banyak jalan yang berlubang dan penuh kerikil serta batuan yang terlepas.

Sebenarnya penulis bisa ikut jalur Ruteng – Borong tetapi waktu tempuhnya lumayan lama sehingga penulis memutuskan untuk ikut jalur Bealaing – Mukun. 

Dalam perjalanan penulis disajikan oleh pemandangan alam yang memukau dan membuat mata terobati. Nampak jelas pepohonan yang masih asli dan berdiri kokoh. Sesekali penulis melihat ada hamparan tanaman kopi dengan daunnya yang masih hijau.

Terkadang dalam perjalanan juga, penulis melihat tanaman perkebunan seperti cengkeh yang tumbuh di perbukitan tak jauh dan sangat dekat dengan mata penulis. Alam indah ini sungguh membuat penulis Bahagia karena bisa menikmati perjalanan itu.

Ketika penulis melewati beberapa perbukitan, sempat juga disajikan oleh pemandangan dengan hamparan sawah yang luas dalam petakan terasering yang menambah kecantikannya. Dari kejauhan,  penulis melihat ada beberapa petani sedang mengunjungi persawahannya untuk melihat kondisi pertumbuhan padi yang telah susah payah ditanamnya.

Penulis sangat menikmati perjalanan ke arah timur ini. Penulis akhirnya sampai juga di Waling sebagai tempat yang harus dikunjungi pertama. Di sana, penulis menikmati pemandangan perbukitan dengan hutan yang kelihatan masih dengan keasliannya.

Waling memang tempat kita bisa menemukan tanaman pertanian dan perkebunan, penulis kemudian bergumam dalam hati “pasti mayoritas masyarakat di sini adalah petani. Kalau mata pencariannya petani, kemana mereka menjual hasil pertaniannya?”

Penulis saat itu tidak sempat bertanya kepada masyarakat karena harus melanjutkan perjalanan ke Jong. Namun, penulis menduga hasil pertanian mungkin di jual ke Ruteng, kabupaten Manggarai. Lalu, bagaimana dengan harga kopinya, apa sesuai dengan cita rasa yang dimilikinya? Entahlah.

Sampai di pertigaan arah Jong dan Mukun, penulis berjumpa dengan salah seorang di sana kemudian bertanya “apakah jalan ke Jong ini kondisinya baik untuk kendaraan bermotor roda dua?” 

Bapak itu lalu menjawab “sebaiknya anak ikut Mukun, kalau anak ikut jalur ini ke Jong maka anak akan kesulitan dalam perjalanan karena kondisi jalannya tidak bagus. Apalagi kalau anak sampai di Tanjung maka kondisi jalannya lebih parah lagi karena tanjakan dan kondisi jalanya tidak bagus”.

Terima kasih Bapak sudah memberikan petunjuk jalan sehingga penulis bisa melanjutkan perjalanan ke Jong. Penulis kemudian mengikuti jalur Mukun menuju ke Jong. Dalam perjalanan penulis melihat pepohonan, tanaman kopi, pisang, dan sesekali melihat ada yang menanam keladi. 

Penulis lalu mengatakan dalam hati, seharusnya pemerintah daerah memperhatikan kondisi jalan di sini. Entah kapan masyarakat di sini menikmati kondisi jalan yang baik. Semoga dalam waktu mendatang jalanan di sini bisa cepat diperhatikan pemerintah.

Lalu, penulis sampai di Mukun, tepatnya di pertigaan yang pernah diceritakan penulis sebelumnya tentang Mukun. Penulis lalu belok kanan ke arah Borong. Kondisi jalannya beberapa ratus meter sangat baik, penulis merasa nyaman berkendara.

Menurut penjelasan orang di sana, jalan yang bagus itu hanya beberapa ratus meter saja, sampai di dekat jembatan Wae Mokel jalannya sudah mulai rusak parah lagi. Okelah, tidak apa-apa. Penulis lalu melanjutkan perjalanan menuju Jong.

Dalam perjalanan dari Mukun menuju Jong, ada satu titik yang membuat penulis kemudian berhenti sejenak. Di titik itu, penulis menemukan suatu air terjun yang ada di foto di atas. 

Penulis menemukan tempat dengan pemandangan yang indah di sini karena selain air terjun penulis juga masih disajikan dengan pemandangan perbukitan dan pepohonan yang masih menjulang tinggi.

Tempat ini sangat direkomendasikan penulis bagi pembaca yang suka jalan-jalan dan berpetualang. Berisitirahat sejenak di air terjun ini bisa mengobati lelahnya perjalanan yang memacu adrenalin.

Saat berada di air terjun itu penulis ingin sekali menikmati kopi khas Manggarai Timur tetapi sayang seribu sayang memang tidak bisa. Belum ada yang menjual jajanan dan minuman di tempat itu. Terpaksa penulis hanya bisa menikmati air mineral dan sepotong roti yang tersimpan di tas.

Sekitar hampir 15 menitan penulis berada di air terjun itu. Kata penduduk sekitar masih ada beberapa air terjun lagi di sana. Yah, mungkin lain waktu penulis akan pergi ke sana juga. 

Penulis kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jong. Ternyata tidak mudah menuju Jong dari pertigaan yang memisahkan arah Jong dan Borong. Jalannya sudah banyak yang rusak. Penulis sangat berhati-hati karena jalan yang ditempuh dari pertigaan adalah tanjakan terus sampai di Jong.

Penulis juga berhenti sejenak di tengah perbukitan karena harus beristirahat setelah melewati jalanan yang rusak itu. Tetapi penulis tidak terlalu merasakan lelahnya perjalanan karena lagi dan lagi pemandangan alam yang mengobati rasa lelah ini.

Akhirnya penulis sampai juga di Jong dengan selamat. Ternyata ramai juga di Jong, ada lumayan banyak penduduk yang berdiam di wilayah ini.

Cerita tentang alam Manggarai Timur ini memang sangat menggugah hati penulis sehingga sebagai kenangan penulis menceritankannya melalui tulisan ini agar bisa dikenang sepanjang masa dan dibaca anak cucu kelak.

Penulis menduga masih banyak tempat wisata alam yang lain ke arah timur yang mungkin belum dipublikasikan. Semoga penulis punya waktu lagi untuk ke wilayah lainnya di pelosok Manggarai Timur. 

Mari berpetualang ke Manggarai Timur.

Ricard Jundu

Penulis merupakan orang yang suka jalan-jalan di pedalaman Flores - NTTPenulis juga penyuka karya sastra dan seni, pegiat usaha mikro yang bergerak di ekonomi kreatif-bisnis digital dengan nama usahanya Flores Corner (naiqu, cemilan santuy, dan JND desain), serta pengajar di Unika Santu Paulus Ruteng. Hasil tulisan penulis sudah banyak dipublikasikan di berbagai media cetak dan online. 


Previous article
Next article

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel