Diam, terus diam, menanti senja berlalu tanpa kata
Abaikan setiap pandangan orang yang melirik tajam
Hanya aku yang tau tentang alasan menyendiri dalam diam
Angin spoi berhembus menggiringku agar tetap larut dalam diam yang
mendalam
Hanya diriku yang tau sesak hati karena kacaunya pikiran yang semakin
larut
Di pelataran ini, aku hanya butuh waktu sejenak untuk mengobati hati yang
lebam
Ya, sama seperti senja yang menghilang begitu saja tanpa takut
Aku rindu rumah, sederhana tapi selalu sejukan hati
Aku rindu mentari di sisi timur rumahku, ada hangat setiap pagi
Apalah daya, aku harus tetap di pelataran kota gudek ini, sampai segalanya
diakhiri
Biarkan pagi di kota gudek yang hangat ini menjadi berarti
Biarkan kenangan di kota ini, ku bawa kembali